Kamis, 12 September 2013

TIPS KERUSAKAN POWER SUPLY (part kritis)

Saat bulan puasa ini kami ketemu eks anak buah dengan ceritanya seperti ini.

Dia mendapat tantangan sebuah teve yang mempunyai problem raster kembang-kempis (breathing) jika level britnesnya berubah-ubah. Pesawat menggunakan power-suply modifikasian yang komplit ada tranfonya itu lhooo…. Lelah tidak menemukan penyebab kerusakan, dikeluarkanlah jurus terachir GeDeeMBe (ganti dulu mikir belakangan….. pinjem istilahnya Digitalmas).  Entah dari mana datangnya ilham semua resistor katanya dia ”babat habis” (kalau istilahnya kang Aisy di reboisasi….) diganti dengan resistor baru dengan jenis yang toleransinya  kecil.  Dan hasilnya ternyata OK banget.

Dari pengalaman ini ceritanya lebih lanjut,  kemudian diterapkan pada Toshiba 29” yang katanya sudah “ngendon” (bahasa indo-nya apa ya….?) lebih dari 2 bulan dengan kasus yang sama dan belum menemukan penyebabnya.  Dibabatnya habis semua resistor bagian primer power suply. Dan hasilnya ternyata OK juga.

“Kok bisa begitu ya Pak?” tanyanya kemudian.  
Suatu pertanyaan yang tidak gampang dijawab.

Inilah inti analisa jawaban,  yang kami berikan sambil santai ngobrol sana-sini

  1. Pcb power suply modifikasian yang dijual, kalau kita tidak  keliru hampir semuanya  resistor menggunakan toleransi kecil. Ini tentu ada maksudnya !  Mungkin bagian-bagian tertentu ada yang nilainya cukup kritis, artinya harus mempunyai nilai yang tepat. Sehingga kalau part tersebut sedikit molor nilainya dapat menimbulkan problem. Cuma masalahnya kami tak tahu part mana yang kritis ?
  2. Demikian juga yang terjadi pada Toshiba 29”, atau teve-teve lainnya pasti diketemukan ada beberapa part yang nilainya kritis yang perlu menggunakan toleransi kecil.
  3. Umumnya avo-meter yang digunakan teknisi tidak pernah “ditera”. Sehingga kalau untuk mengukur mungkin “sudah tidak bener”. Sulit untuk mengetahui kalau ada nilai yang sedikit molor diluar toleransi.
  4. Salah satu contoh resistor yang nilainya cukup kritis adalah  sebuah resistor dengan nilai kecil (umumnya kurang dari 1 ohm/daya 1 watt) yang dipasang antara emitor transistor power switching (atau FET)  ke arah ground. Resistor ini merupakan “sensor arus” yang digunakan untuk  sensor OVP atau “over current protektor” . Seumpama pada bagian primer ada bagian yang short, arus yang melewati resistor ini tentu akan makin bertambah besar. Hal ini menyebabkan tegangan pada kedua ujung resistor ini makin bertambah besar juga ( sesuai rumus V = I x R). Tegangan yang naik bertambah besar inilah yang kemudian akan memicu “over current protektor” aktip bekerja, mematikan bagian osilator switching regulator. Biasanya power suply akan hidup-mati berulang sehingga tegangan keluaran B+ akan goyang-goyang naik-turun. Perubahan  0.1 ohm saja pada nilai resistor ini ada kemungkinan menyebabkan timbul masalah.
  5. Sebenarnya kalau kita tahu resistor mana yang nilainya kritis, kita tidak perlu babat habis semua resistornya. Resistor yang digunakan untuk “start-up” misalnya, nilainya tidak terlalu kritis,
  6. Untuk mengukur resistor dengan nilai kecil, sebaiknya digunakan “avo digital” karena hasilnya lebih bagus dibanding avo-analog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar